Bahasa Indonesia:
review jurnal Al-Izzah
STUDI KUALITATIF
PERKEMBANGAN KONNITIF ANAK SINDROM
DOWN DI SEKOLAH LUAR
BIASA MANDARA KENDARI
OLEH
KASRIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI (STAIN)
SULTAN QAIMUDDIN
KENDARI
JURUSAN SYARIAH/EI
2012/2013
DAFTAR
ISI
BAB
I SISTEMATIKA PENULISAN
A.
PEDAHULUAN
1. Latar
belakang
2. Rumusan
masalah
3. Tujuan
4. Manfaat
penulisan
5. Penelitian
terdahulu
6. Teori
7. Metodologi
B. PEMBAHASAN
1. Mengetahui
dari pihak sekolah
2. Mengetahui
dari pihak keluarga
3. Mengtahui
dari pihak lingkungan
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Kritik
dan saran
BAB
II KESALAHAN PENULISAN
A.
Penulisan EYD dan tanda
baca
B. Penulisan
kata
C.
Kesalahan kalimat
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
SISTEMATIKA PENULISAN
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Sudah menjadi harapan semua orangtua untuk
memiliki seorang anak yang sehat lahir batin saat lahir. Akan tetapi tidak
semua anak sehat seutuhnya, sebagian kecil anak sejak lahir mengalami gangguan
fisik, mental, emosional atau sosial sehingga tergolong anak yang istimewa atau
berkelainan atau penyandang cacat. Salah satu kelainan ini adalah penderita
Sindrom Down.
2. Rumusan masalah
Bagaimanakah perkembangan Kognitif Anak Sindrom Down dari pihak
sekolah, pihak kelurga dan pihak lingkungan Rumah Anak Sindrom Down yang
bersekolah di Sekolah Luar Biasa Mandara Swasta Kendari tahun 2011?
3. Tujuan
Bertujuan untuk melihat perkembangan kognitif
anak sindrom down di sekolah Luar Biasa Mandara Swasta Kendari Tahun 2011.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kulitatif, dengan tipe studi
eksploratif. Penelitian ini ingin mengetahui informasi seecara mendalam tentang
perkembangan kognitif anak sindrom down dari pihak sekolah, keluarga dan
lingkungan.
4. Manfaat penulisan
Hasil penelitian ini ialah mengungkapkan
keberhasilan perkembangan kognitif anak selama bersekolah namun perkembangan
kognitifnya membutuhkan waktu yang
begitu lama karena pengenalan akan lingkungan sekolah memakan 2 sampai 3 bulan.
Namun karena guru memberikan pelatihan membarengi dengan kasih sayang sehingga
anak sindrom down yang menempuh pendidikan mengalami perubahan kognitif yang
begitu memuaskan guru, keluarga dan lingkungan.
5. Penelitian terdahulu
Hasil studi pendahuluan kepada guru di
sekolah Luar Biasa Mandara Kendari dan beberapa orang tua siswa terdapat anak
sindrom down sebanyak 29 anak di mana terdiri dari laki-laki 18 anak dan
perempuan 11 anak. Sedangkan usia rata-rata anak yaitu: umur 17 tahun 3 anak,
umur 15 tahun 4 anak, umur 14 tahun 3 anak, umur 13 tahun 4 anak, umur 12 tahun
2 anak, umur 11 yahun 2 anak, umur 10 tahun 4 anak dan umur 8 tahun 3 anak.
6. Teori
Sindrom down sebagai salah satu kelainan
genetik mempunyai angka satu diantara 700-100 kelahiran. Angka kematianya pun
masih cukup tinggi terutama dalam tahun-tahun pertama kehidupannya. Apabila penderita
dapat hidup lebih lama atau sampai dewasa yang menjadi permasalahan adalah
keterlambatan dalam perkembangannya.
7. Metodologi
Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian kua;itatif, dengan tipe studi
eksploratif. Penelitian ini ingin mengetahui informasi secara mendalam tentang
perkembangan kognitif anak sindrom down baik dari pihak sekolah, pihak keluarga
dan lingkungan rumah anak sindrom down.
B. PEMBAHASAN
1. Pihak sekolah
Ø
Sindrom down
Berdasarkan informasi dari informan yang
mengatakan kemungkinan terjadim karena faktor dari dalam dan dari luar, di mana
faktor yang dari luar yaitu saat mengandung ibu mengonsumsi obat-obatan dan
faktor dari dalam yaitu lamanya janin di dalam kandungan sehingga berdampak
pada kelahiran bayi.
Ø
Pengalaman dalam mendidik
Para informan mengatakan bahwa semenjak anak
baru masuk hingga mereka bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya sangat
banyak perubahan yang dirasakan oleh guru meskipun itu bertahap dan membutuhkan
waktu yang agak lama.
Ø
Perkembangan kognitif
Dari data yang diperoleh peneliti mengenai
perkembangan kognitif penderita selama bersekolah dapat disimpulkan bahwa
mereka mengalami perubahan yang memuaskan meskipun membutuhkan waktu yang
begitu lama di mana perkembangannya dapat dilihat setelah 1 sampai 2 bulan
setelah anak bersekolah.
2. Pihak keluarga
v
Sindrom Down
Sindrom down disebabkan oleh kelainan pada
kromosom. Kromosom adalah serat-serat khusus yang terdapat di dalam badan
manusia di mana terdapat bahan-bahan genetik yangn menentukan sifat-sifat
seseorang.
v
Latar belakang keluarga
Data yang di peroleh dari pihak keluarga
mereka mengatakan kurang mengetahui pasti apakah mereka memiliki keluarga yang
menderita sindrom down sebelum anak mereka. Namun mereka mengatakan bahwa ada
keluarga yang mengalami bisu namun peneliti juga mendapat informasi dari
informan yang mengatakan bahwa memang ada turunan mereka yang menderita sindrom
down.
v
Pendidikan
Berdasarkan informasi yang di dapatkan oleh
peneliti dari informan terkait pendidikan anak mereka menganggap pendidikan
buat anak mereka itu sangat penting bahkan sangat diharapkan oleh orangtua agar
lebih ditingkatkan lagi cara mengajar guru sehingga anak semakin tertaik lagi
untuk belajar.
Data dari informan didukung oleh Bety (2011)
mengatakan bahwa pentingnya pendidikan pada anak sindrom down dalam forum
diskusi dan sharing masalah kesehatan, misalnya:
a.)
Intervensi Dini
b.)
Taman Bermain
c.)
Pendidikan Khusus (Sekolah Luar Biasa)
v
Pendidikan kognitif
Dari hasil wawancara kepada informan mereka
mengatakan bahwa ada banyak hal yang berubah secara positif dengan
bersekolahnaya anak mereka, salah satunya ialah perkembangan kognitif anak
walaupun masih sangat kurang bila dibandingkan dengan anak normal seusia
mereka.
v
Penerimaan
Orangtua anak sindrom ini mengatakan bahwa,
dalam merawat dan membesarkan anak sindrom ini sangatlah dibutuhkan kesabaran
dan penerimaan yang tulus apa yang diberikan ALLAH buat kita.
3. Pihak lingkungan
·
Sindrom down
Peneliti mendapatkan data dari informan
mereka mengatakan bahwa kemungkinan terlahirnya anak sindrom down karena faktor
keturunan, namun ada juga pihak tetangga tidak mengetahui sama sekali penyebab
sindrom down.
·
Pendidikan
Berdasarkan informasi dari informan terkait
masalah pendidikan anak sindrom down, mereka mengatakan bahwa pendidikan
sangatlah juga dibutuhkan oleh anak sindrom down, karena setiap anak berhak
mendapat pendidikan meskipun mereka mengalami kekurangan.
·
Perkembangan kognitif
Informan mengatakan sangat banyak perubahan
yang terjadi, mereka lebih muda bergaul dengan lingkungan dan telah mampu
mengikuti perintah.
·
Pengalaman bertetangga
Para informan mengatakan bahwa kehadiran
sindrom down di lingkungan mereka bukan menjadi hal yang aneh bagi mereka
sehingga mereka bergaul akrab dengan penderita sindrom down, bahkan mereka
menyayangi dengan melihst kekurangan yang dimiliki oleh penderita.
·
Penerimaan lingkungan
Bergaul dengan anak sindrom down dan
retardasi mental tidak perlu malu menerima keadaanya dan lingkungan harus dapat
menerimanya serta tidak mengucilkannya serta orangtua juga kiranya dapat
mengusahakan konsultasi dengan pihak yang berkompeten agar dapat memberikan
pendidikan yang tepat dan dapat dukungan yang baik bagi anak.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
ü
Perkembangan kognitif anak sindrom down yang di sekolahkan di sekolah
luar biasa mandara swasta kendari bisa dikatakan berhasil karena melihat
perkembangan anak.
ü
Pihak keluarga merasakan perkembangan kognitif anak mereka setelah
bersekolah di sekolah luar biasa swasta mandara kendari mendapat banyak
kemajuan tang luar biasa.
ü
Tetangga sekitar rumah anak sindrom down telah dapat menerima anak
sindrom down yang berada di lingkungan mereka dan bermain bersama.
2. Kritik dan saran
Dalam
penyusunan jurnal ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan dari segi
penulisan dan pembahasannya. Dan banyak terdapat pengulangan kata pada setiap
paragraf.
Dalam
penyusunan jurnal ini penulis harus menyadari bahwa dalam penyajian materi dan
pembahasan masih cukup terbatas. Dan penulis harus menyadari atas keterbatasan
bahan serta buku-buku penunjang dalam penyelesaian dan penyusunan jurnal ini.
BAB II
KESALAHAN PENULISAN
A.
Penulisan EYD dan tanda baca
No
|
Bentuk salah
|
Bentuk benar
|
halaman
|
keterangan
|
1.
|
Umur 10 tahun 4 anak
|
Umur 10 tahun 4 anak,
|
117, paragraf satu
|
Tidak menggunakan tanda koma (,) sesudah
kata anak,seharusnya menggunakan tanda koma karena masih ada sambungan kata
lain.
|
2.
|
Pihak keluarga, dan pihak lingkungan
|
Pihak keluarga
dan pihak lingkungan
|
117, paragraf dua
|
Seharusnya tidak
memakai tanda koma (,) sebelum huruf dan.
|
3.
|
Emosional, atau
sosial
|
Emosional atau
sosial
|
118,
paragraf pertama
|
Seharusnya tidak
menggunakan tanda koma sebelum kata.
|
4.
|
Memori, dan penalaran
|
memori dan
penalaran
|
129, paragraf dua
|
terjadi
kesalahan, sebernarnya untuk tidak memakai tanda koma (,) sebelum kata
penalaran.
|
5.
|
Namun ditemukan
juga salah satu
|
Namun, ditemukan
juga salah satu
|
131,
paragraf pertama
|
terjadi
kesalahan, seharusnya menggunakan tanda koma (,) sesudah kata namun supaya
ada perantara.
|
6.
|
bersosialisasi,
danaktif secara fisik
|
bersosialisasi
dan aktif secara fisik
|
133, paragraf
empat
|
penulisan yang
betul yaitu tidak menggunakan tanda koma (,) sesudah kata bersosialisasi.
|
B. Kesalahan penulisan kata
No
|
bentuk salah
|
bentuk benar
|
halaman
|
keterangan
|
1.
|
factor
|
faktor
|
117
|
terjadi kesalahan
pada penulisan kata factor, karena dalam penulisan bahasa indonesia yang
tepat itu adalah faktor.
|
2.
|
istri
|
isteri
|
119
|
terjadi kesalahan
penulisan yaitu tidak menambahkan huruf (e) pada istri sehingga penulisannya
tidak baku, seharusnya yaitu isteri.
|
3.
|
down
|
Down
|
119
|
tidak memberikan
huruf kapital pada huruf (d), yang paling tepat yaitu Down karena berupa
nama.
|
4.
|
kognitf
|
kognitif
|
119
|
terdapat pengurangan
huruf kognitf sehingga tidak memiliki arti, seharusnya kognitif.
|
5.
|
dimana
|
di
mana
|
119
|
tidak memiliki spasi pada kata dimana, seharusnya
di mana karena menunjukkan kata tempat.
|
6.
|
meliha
|
melihat
|
129
|
terdapat
pengurangan huruf sehingga tidak mempunyai arti, seharusnya yang tepat itu
adalah melihat bukan meliha.
|
7.
|
disamping
|
di
samping
|
129
|
tidata menggunakan spasi sesudah kata (di),
seharusnya harus menggunakan karena menunjukkan kata tempat.
|
8.
|
sendirnya
|
sendirinya
|
131
|
terdapat
kekurangan huruf sehingga tidak memiliki arti.
|
9.
|
berdasarkn
|
berdasarkan
|
131
|
kekurangan huruf,
seharusnya dengan menambahkan huruf (a), supaya mempunyai arti.
|
10.
|
ketrampilan
|
keterampilan
|
133
|
terdapat
kekurangan huruf, seharusnya dengan menambahkan huruf (e) pada kata tersebut
dengan menambahkan bisa memiliki arti.
|
11.
|
menjelaskn
|
menjelaskan
|
132
|
kekurangan huruf
dan tidak memiliki arti yang tepat itu menjelaskan bukan menjelaskn.
|
12.
|
sindroma
|
sindrom
|
133
|
kelebihan huruf,
yang seharusnya kata sindrom menjadi sindroma.
|
13.
|
ank
|
anak
|
134
|
kekurangan huruf,
seharusnya menambahkan huruf (a) pada anak sehinnga memiliki arti.
|
14
|
kempuan
|
kemampuan
|
135
|
kekurangan huruf
sehingga tidak memiliki arti.
|
C. Kesalahan penulisan kalimat
No
|
bentuk salah
|
bentuk benar
|
halaman
|
keterangan
|
1.
|
waktu
yang begitu lama karena karena pengenalan akan lingkungan.
|
waktu yang begitu
lama karena pengenalan akan lingkungan.
|
117
|
terdapat
pengulangan kata ‘’karena’’, seharusnya satu kali saja akhirnya menyebabkan
pemborosan kata.
|
2.
|
keberhasilan di
sekolah dapat sangat bervariasi
|
keberhasilan di
sekolah sangat dapat bervariasi
|
119
|
terjadi
kesalahan, karena menggunakan kalimat tebalik.
|
3
|
yang
akan memberi anak kesempatan.
|
yang akan
memberikan kesempatan pada anak.
|
132
|
karena pada
kalimat tersebut masi ada tardapat kekurangan kata.
|
4.
|
bekerja dengan
baik dan menjalin hubungan baik.
|
bekerja dengan
baik dan menjalin hubungan dengan baik.
|
132
|
harus menambahkan
kata dengan, supaya kalimat tersebut lebih sempurnah.
|
5.
|
dari hasil wawancara kepada inforaman.
|
dari hasil
wawancara kepada informan.
|
132
|
dalam kalimat
tersebut seharusnyan jangan
menggunakan spasi lebih dari satu kali, seharusnya satu kali saja.
|
6.
|
dalam pembuatan
keputusanbersama untuk mencapai.
|
dalam pembutan
bersama untuk mencapai.
|
133
|
tidak
menggunakan spasi, sehingga kalimat tersebut tidak baku.
|
7.
|
menghadapi anak
berkebutuhan khusus ini.
|
mengahadapi anak
berkebutuhan ini sangat khusus.
|
133
|
tidak menambahkan
beberapa kata. Sehingga kalimat tersebut tidak sempurnah.
|
DAFTAR PUSTAKA
Beline Sucipto, Gambaran
Kolaborasi Guru, Terapis, dan orang tua anak sindroma Down, di sekolah M, Skripsi sarjana Tidak Diterbitkan, Fakultas
Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta,2009.
No comments:
Post a Comment